Bunga Mawar dan Bunga Melati
Pada suatu hari, tumbuhlah beberapa bunga yang
indah di taman kota. Ada salah satu bunga yang sangat indah dengan warna
merahnya yang mempesona dan harum semerbaknya yang wangi, bunga itu adalah
bunga mawar.
“Kau begitu indah, mawar.” Begitu kata bunga
sepatu
“Iya benar, wangimu pun tak ada tandingannya.”
Sahut bunga anggrek
“Aku juga berpikir yang sama dengan mu anggrek.”
Sahut bunga kertas pula, begitu dengan bunga-bunga yang lain ikut
menyetujuinya.
“Haha, memang! Semua juga tahu itu!” jawab bunga
mawar dengan sombongnya.
Hari-hari pun berlalu, bunga mawar masih menjadi
idola di taman itu dengan keindahan, keharuman dan kesombongannya juga tentunya
yang tiada henti. Hingga akhirnya, tumbuhlah bunga nan indah dan cantik dengan
warna putih bersih dan keharumannya yang memenuhi seluruh penjuru taman,
sehingga menarik perhatian seluruh penghuninya, bunga itu adalah bunga melati,
kini pujian-pujian itu berpindah padanya.
“Waahhh melati putihmu indah sekali, bersih!” kata
bunga kamboja
“Kamu juga sangat harum, mengalahkan harumnya
bunga mawar.” Sahut bunga kenanga.
“Terima kasih kamboja, mawar. Apakah itu tidak
berlebihan?” jawab bunga melati dengan kerendahan hatinya.
“Tentu tidak melati, pujian ini sangat pantas kau
dapatkan, benarkan teman-teman?” jawab bunga anggrek.
“benar sekali, kamu juga sangat rendah hati, tidak
seperti mawar. Dia sangat sombong.” Sahut bunga sepatu.
“iya benar sekali, dia sangat sombong aku tak suka
dengannya.” Sahut bunga yang lainnya bergantian. Bunga melati hanya melayangkan
senyum yang teduh membalasnya.
Ditengah-tengah asiknya perbincangan itu, bunga
mawar yang tidak sengaja mendengar tidak terima, ia merasa teman-temannya telah
menghianatinya.
“Apa? Apa yang kalian katakan? Jelas aku lebih
indah dari melati, aku juga jauh lebih harum.” Bentak bunga mawar pada
gerombolan bunga-bunga itu.
“Sudahlah mawar, kau tak pantas menyombongkan diri
lagi, melati lebih baik darimu. Dia tidak sombong sepertimu!” balas bunga
kenanga, diikuti dengan bunga-bunga yang lainnya. “Iya benar itu”
“Sudahlah teman-teman tidak perlu seperti itu.”
Kata bunga melati.
“Biarlah melati, kalau tidak dia akan terus
menyombongkan dirinya, dasar tidak tau malu.” Jawab bunga sepatu.
Bunga mawar semakin geram mendengar semua perkataan
itu, kemarahannya seakan mencapai puncaknya, ia dengan sengaja menggoreskan
duri tajamnya pada kelopak bunga melati hingga sobek.
“Mawar? Kenapa kau melakukan ini.” Kata bunga
melati.
“Kau ini! Kenapa kau melukainya, selain sombong
ternyata kau juga jahat mawar.” Bentak bunga kamboja sambil mendorong bunga
mawar. Diikuti juga dengan bunga yang lainnya seakan menghakimi bunga mawar.
Melihat kegaduhan itu, Pohon beringin tua ditengah
taman kota pun menghampirinya.
“Ada apa ini? Mengapa kalian bertengkar?” Tanya si
Pohon Beringin tua itu.
Semua hanya menunduk diam seribu bahasa.
“Sekali lagi! ada apa ini?” Tanya beringin lagi.
mereka tetap diam taka da yang mau menjawab.
“Jawab!!” pohon beringin membentak keras
“Lihatlah beringin mawar melukai melati dengan
sengaja sampai sampai kelopaknya sobek” akhirnya kamboja menjawab
“Mengapa kau lakukan itu mawar?” Tanya pohon
beringin pada mawar
“Dia telah merebut semua pujian itu dariku, aku
tak suka padanya beringin aku benci sekali padanya!” jawab mawar dengan nada
kesal.
Mendengar jawaban mawar, si pohon beringin tua
menghela nafas panjang.
“Kau tidak seharusnya seperti itu mawar, kau punya
kelebihan yang memang harus dipuji begitu pun melati dia juga berhak mendapat
itu, begitu juga bunga yang lainnya mereka punya keindahannya masing masing,
jangan pernah merasa kau yang paling indah.” Nasihat pak tua beringin.
“Tapi mereka semua meninggalkan ku karena dia
beringin aku sendirian taka da yang mau menemaniku lagi.” jelas mawar
“Itu semua karena dirimu sendiri, kau terlalu
sombong dengan semua pujian itu, wajar saja jika teman-temanmu tak suka. Tapi
melati dia tak pernah sombong atas semua pujian yang ia dapat dia tetap rendah
hati pantaslah semua bunga menyukainya.” Kata beringin.
“Benar itu!” kata bunga Kenanga.
Mawar diam menunduk menyadari kesalahannya.
“Maafkan aku teman-teman, aku tau aku salah.
Apakah kalian masih mau berteman denganku aku janji tak akan sombong atau
angkuh lagi.” kata bunga mawar
“Tentu saja, mawar.” Jawab bunga melati sambil
mendekati bunga mawar.
“Iya kita semua temanmu.” Tambah bunga sepatu
diikuti juga dengan bunga bunga yang lainnya.
“Jadikan ini pelajaran bagimu, tak ada untungnya
kau sombong seperti itu. Ya sudah berkawanlah dengan baik, jangan sampai
kejadian seperti ini terulang lagi.” kata Pohon Beringin.
“baiklah beringin, terima kasih. Terima kasih juga
teman-teman.” Kata bunga mawar.
“Sama-sama Mawar!” jawab beringin dan bunga bunga
lainnya serempak.
Akhirnya mereka hidup bahagia di taman itu, dengan
semua keindahan yang dimiliki dan juga kedamaian membuat taman itu menjadi
semakin indah.
No comments:
Post a Comment